Sidrom Bingung Ketemu Obat  

Diposting oleh Ivan Istyawan

YANG KITA SIA-SIAKAN

Perbuatan yang kita lakukan
sia-sia karena tak disertai rasa ikhlas
Perjuangan yang kita lakukan
sia-sia karena tak ada tujuan yang jelas
Pengorbanan yang kita lakukan
sia-sia karena mengharapkan pujian
Marah yang kita lampiaskan
sia-sia karena dilandasi emosi bukan rasio
Pelajaran dan peringatan yang kita dengar atau baca
sia-sia karena hanya melintas dipikiran
Taken From :
Acy's blog

Beberapa hari ini jujur aku bingung. Bingung atas segala pikiran, uneg-uneg dan segala perasaan yang tidak terkonstruksi dengan baik. Kebingunagn ini semakin bertambah ketika hati ini takmampu menghayati dan memberi makna pada arti hidup yang selama ini kujalani, semua sisi hidupku terasa lenyap dan tak memiliki sendi-sendi yang kuat tuk mernyokong segala mimpi besarku tuk membela para mustad'affin yang terpinggirkan.
secara tak sengaja aku bertemu seorang yang menurutku penuh semangat dan mampu menuklarkan semangatnya padaku, "mas Ulul" aku memanggilnya. Seorang kader IRM Jawa Timur ini memberiku suntikan pencerahan atas cita-cita dan mimpi-mimpi besar yang mulai kutanggalka. Mantan ketua PD IRM Jember ini memberi sebuah tantangan atau apapaun namanya yang membuatku sadar bahwa " hidupku mulai tak terarah dan sia-sia" Kurang lebih hampir sama dan terwakilkan dalam bait puisi pada blognya
Acy (Terimaksih Acy, puisimu membangunkan ku dari mimpi dan tidur panjangku). Cerita dan tulisan Lely dalam Blognya juga telah mengingatkan diriku atas HAK anak jalanan yang terkadang kulupakan akhir akhir ini.
Mas ulul yang kuliah di Unmuh Gresik, secara tak sengaja kami bertemu di salah satu (bukan salah dua) warnet di Gresik / my Truly Home. Setelah ngenet ria akupun tidur di bilik kamar kosannya. Semalaman aku ngobrol dengannya tentang arah hidupku yang semakin tak jelas. kataku dalam hati " Sepertinya aku terkena sebuah penyakit yang dimkampanyekan oleh Marx yaitu Kesadaran Palsu (
false Consciousness)" yaitu sebuah penyakit non medis yang lansung menyerang pusat kesadaran kritis manusia yang menyebabkan sang penderiyta memiliki kesadaran palsu atas dirinya dan realitas sosial.
Aku menginjakkan kaki kiri ku memasuki kos kamar (eh salah maksudnya, kamar kos) kang ulul jam 12 malam dan baru tidur jam 3 pagi. Keyakinan ku atas peyakit
false Consciousnes ssemakin mengental. " Penyakit ini benar-benar telah menyerangku ", kataku dalam hati. Keinginan untuk mendobrak kemampanan sosial yang terinspirasi dari berbagai tulisan "kang Eko Prasetyo seakan telah lenyap begitu saja.

Namun Tidak untuk kamis pagi 16 Jumadil Awal, aku akan kemabali tuk mengikrarkan diri, menafkahkan dan mewakafkan diriku utuk kepentingan pembelaan kaum mustad'affin.

untuk mu wahai Mustadaffin
" Aku ingin bergumul dalam getirnya hidupmu, jangankan menikmati nikmatnya hari ini bahkan untuk makan esok hari engkau masih harus berjuang, beradu dengan maut tuk sesuap nasi, beradu dengan kejamnya dunia tuk sekali hembusan nafas. Jika aku kaya ingin kurangkul kalian, jika aku merdeka ingin kusayang kalian, jika aku tertindas ingin kuberjuang dengan kalian"

This entry was posted on 01.54 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

1 komentar

tuch... ada kompas jika gak tauh arah he..2X becanda.
semuanya tuch berawal dari nawaitunya.
jadi inget sebuah kata nich aQ "kader sejati tidak bisa diperoleh tanpa perjuangan dan NIAT HATI YANG TULUS" bener gak kata2 itu coZ aQ nyuplik kata2 tuch dari sebuah tulisan dikoas he..he..he...