Antara GKT dan Relevansi Zaman  

Diposting oleh Ivan Istyawan

Surabaya-IRM. PW IRM Jatim gelar Halal Bi Halalal Pimpinan Sekaligus Pleno Pimpinan, Sabtu (11/10) Dalam Halal bi halal tersebut Irmawati Didin Muslimatin Selaku Ketua Umum PW IRM Jawa Timur mengingatkan agar terus meningkatkan kwalitas dan Kwantitas Ibadah baik secara vertical maupun horizontal. “taqabbalallahu minna wa minkum shiyaman wa shiyamakum, Semoga bulan ramadhan menjadi memontum bagi kita untuk memperbaiki diri dalam konteks Habluminallah maupun habluminnanas.”ujarnya membuka Halal Bihalal dan Pleno Pimpinan PW IRM Jatim.

Agenda yang dilanjutkan dengan Pleno Pimpinan tersebut Juga sempat melakukan evaluasi pada Semangat GKT (Gerakan Kritis Transformatif) yang selama ini menjadi ruh gerakan IRM. Dalam Forum tersebut timbul wacana untuk melakukan Modifikasi (Tajdid) atas GKT agar sesuai dengan Perubahan zaman atau melakukan perubahan total dengan jalan Mencari Alternatif GKT.

“ Muktamar yang akan diselenggarakan Di Solo nanti adalah Momentum untuk menuju IPM. Pada dasarnya IPM maupun IRM itu sama namun Muktamar Nanti harus membawa perubahan yang besar sehingga tidak terkesan hanya perubahan dari R Menuju P. Salah satu hal yang harus kita Evaluasi adalah GKT”Ungkap Irmawan Slamet Nuryono.Tambahnya Selaku kader IRM yang Kritis kita dituntut untuk Sadar, Peka, Peduli, dan melakukan aksi tranformatif. Oleh karenyanya kita harus melakukan Evaluasi terhadap GKT. Apabila GKT memang masih relevan dengan kebutuhan zaman maka akan tetap kita pertahankan namun jika tidak sesuai dengan konteks kebutuhan Zaman, maka mungkin kita harus mencari alternatif lain.

Sementara itu Irmawan Slamet Nuryono menawarkan GPK(Gerakan Pelajar ber-Kemajuan) sebagai alternatif ruh gerakan IPM paska Muktamar nati. “ salah satu hal yang melatarbelakangi adalah melihat bahwa Locus gerakan IPM nanti akan berorientasi pada Gerakan Pelajar. Harapanya dengan ideologi baru (GPK) IPM sebagai gerakan Pelajar lebih maksimal dalam menyelesaikan Problem Pelajar, Persyarikatan dan Bangsa”.

Sementara itu menurut Irmawan Ivan Istyawan ”Jika Muhammadiyah identik dengan Islam berkemajuan, maka sebagai Ortom, IPM kedepan Harus mampu menjadi Gerakan Pelajar Berkemajuan dengan semangat kesadaran untuk menampilakan Islam dan Pelajar sebagai solusi atas berbagai persoalan Bangsa, Persyarikatan dan Kepelajaran”. Ungkapnya dalam Pleno Pimpinan PW IRM Jatim yang ditutup Minggu ( 12/10)

Dengarlah Presidenku  

Diposting oleh Ivan Istyawan

Berikut adalah salah satu surat terbuka saya mewakili pelajar Indonesia, surat ini pernah ditampilkan pada salah satu blog yang konsisten pada permasalahan bangsa yaitu http://slamethariyanto.wordpress.com

Berikut isi surat tersebut


Wahai bapak SBY. Hari ini kita berduka, karena memimpikan kebangkitan negeri ini, tetapi tidak berani memimpikan kebangkitan pendidikan kita. Saya pesimis, mana mungkin pendidikan kita yang selama ini sangat eksklusif, penuh dengan hegemoni berbagai kepentingan dan riskan dengan berbagai permasalahan bangsa. Bahkan, pendidikan kita tidak memiliki kiblat yang jelas.
Mungkin sebagaian orang akan berapologi bahwa memang kita tidak berkiblat. Namun, sungguh saya yakin ketika pendidikan kita memiliki perwajahan yang jelas dengan kiblat yang jelas, entah itu pendidikan inklusif, pendidikan progresif atau pendidikan kritis, maka kita mungkin dapat melakukan evaluasi yang lebih jelas. Misalnya, permasalahan UAN, adalah bentuk ketidakjelasan kita, dan bentuk ketidaktuntasan kita dalam wilayah penentuan tolok ukur. Padahal sudah jelas bahwa kecerdasan siswa tidak bisa dimaterialkan dalam bentuk angka yang sangat hegemonif. Ujung dari problem UAN itu kita selalu mempunyai out put yang sangat mekanistik dan robotik, karena persiapan warga belajar sangat mekanistik dan robotik.
Atas nama Kaum Pemerhati Pendidikan Progresif Transformatif (KP3T), mari rubah iklim pendidikan kita, mimpikan dahulu kebangkitan pendidikan kita sebelum bermimpi tentang kebangkitan negeri ini.